Setelah penyerbuan pertama yang dilakukan Rama (Iko uwais), dirinya kembali diminta bertugas untuk menyusup kedalam sindikat mafia guna menangkap oknum-oknum polisi korup. Namun untuk memasuki bagian dalam sindikat tersebut, Rama harus menyamar sebagai Tahanan sipil untuk mendekati salah satu anak keluarga mafia yaitu uco (arifin putra) . Sebagai imbalannya, satuan unit khusus tersebut memberikan jaminan keselamatan untuk keluarganya.
Review
Cerita The raid 2 ini boleh dikatakan "perang antar clan" dimana melibatkan 3 clan mafia yaitu Clan yang dipimpin bangun (Tio pasukadewo), clan Jepang yang dipimpin Goto (Ken'ichi Endô) dan Clan gangster yang dipimpin bejo (Alex Abbad). Tiap clan memiliki karakter yang sama yaitu memiliki pemimpin clan, seorang anak laki-laki, seorang kaki tangan, dan beberapa assasin.
Dengan premis perselisihan clan, Apakah The Raid 2 bisa lebih baik dibanding The Raid 1? Jika itu pertanyaan anda maka saya akan memberikan jawaban BIG YES. Berandal menawarkan sejumlah fight scenes yang luar bisa dengan ruang lingkup yang lebih luas dibanding prequelnya. Beberapa akrobatik martial-art yang ditampilkan sekejap dapat membius mata untuk enggan berkedip. Ditambah adegan violence yang memilukan telinga ketika mendengar suara sprain, suara pemukul baseball yang dihantamkan, suara cabikan pisau dan bebrapa scoring sound efek yang sangat keren dari tim sound departemen MerantauFilm dapat memberikan action orgasmic.
Dari segi visual juga tidak kalah hebatnya. Adanya panorama yang indah di beberapa set berhasil memanjakan mata para penonton. Tidak kalah dengan background set saat fighting scene terlebih saat perkelahian antar tahanan sel dalam kubangan lumpur menambah suasana lebih dramatis. Pengambilan angle camera yang berbeda juga turut memberikan nilai tersendiri untuk efek visual. Beberapa karakter iconic semisal, hammer girl, baseball bat-man, assasin, prakoso turut memberikan andil. Yah, semuanya diramu menjadi satu kesatuan yang sangat indah membuat The Raid 2 benar-benar membekas dalam ingatan setiap audience nya.
Hmm... lantas apa kekurangannya? Saya tidak tau ini kekurangan yang berarti atau mungkin dapat diabaikan adalah inti cerita yang semula mengungkap polisi korup malah terjerumus ke perang antar clan saja. Anehnya lagi dimana ada orang bergerombol disitu ada perkelahian tanpa didasari alasan yang jelas untuk memicu aura permusuhan (yah ibarat melihat segerombolan anak SMA memegang senjata tajam maka akan ada tawuran wkkwkkw). Shaking kamera saat fight scene diawal membuat saya sulit mengenali yang mana Rama, uco dan teman2nya. Tidak adanya one liner yang memorable seperti yang ditemukan di The raid 1 "Klo saya marah sy bisa menggila / pakai tangan biar lebih greget".
Anyway nampaknya Garet Evans mengerti bagaimana menggunakan dananya dari keberhasilan The Raid 1 untuk membuat sekuel yang jauh lebih berkualitas. Dan tidak lupa kita ucapkan terimakasih kepada sang sutrada yang telah mendatangkan salju di negara pertiwi kita ini hahaha, Indonesia bersalju hanya ditemui di The Raid 2. Dengan apa yang ditampilkan di The Raid 2, akan menimbulkan pertanyaan besar Apakah The Raid 3 nanti masih bisa menandingi The Raid 2? mengingat sebuah pencapaian fight scenes yang sangat tinggi tentu membuat Garet Evans berpikir lebih keras untuk membuat seri selanjutnya jauh lebih berkualitas. Kita tunggu saja project selanjutnya dari sutrada kelahiran Wales ini.
Enjoyment >>>> 10 / 10
SPECIAL FEATURE
Siapakah karakter yang paling mencuri perhatian anda? Apa ada yang setuju dengan saya, dia adalah Baseball Bat-man. Seorang assasin dengan sweater hodie ini mengandalkan pemukul baseball dan bola bisbol untuk menghabisi lawannya cukup menarik simpatik. Gerak-gerik saat memegang dan mengayunkan tongkatnya serta berlajalan dengan menyeretkan tongkat bisbolnya berhasil mencuri perhatian saya. Nama aslinya adalah Verry Tri Yulisman, seorang anggota tim koreografi yang melatih para pemain dalam melakukan beladiri. Kepercayaan yg diberikan oleh Evans untuk mengisi sebuah role , tentu saja tidak disia-siakan olehnya.
Bagi praktisi pencak silat , tentu senjata kerambit "kuku macan" merupakan senjata paling legendaris dan ini diangkat dalam The Raid 2. Saya sangat senang ketika unsur-unsur dari pencak silat mulai dijabarkan Evans kedalam filmnya. Dalam fight scene Rama vs The Assassin (Cecep Arif Rahman) menggunakan senjata kuku macan ini tampak mempesona. Sekaligus menampilkan kekejaman dari senjata berbentuk seperti pisau kecil yg melengkung ini dapat mencabik2 lawannya dengan keji. Setelah melihat seluruh fight scenes di film ini, dijamin akan mengundang bule atau orang asing untuk datang ke indonesia guna mempelajari seni beladiri yang cukup menyita perhatian dunia ini.
Sutradara : Gareth Evans
Penulis : Gareth Evans
Pemain : Iko uwais, Jullie Estelle, Arifin putra, Cecep arif, yayan ruhian, oka antara
Rating : Dewasa
Release : Indonesia - 28 maret 2014
Bahasa : Indonesia, Jepang, English
Reward :
Recommended for
Action movie holic
Action movie holic
Menurut saya,film ini..memang bagus,tpi sya agak lelah melihat iko uwais yang single fighter menghadapi musuh2ny tanpa ada bala bantuan,karena ini bukan superhero layaknya..jd penonton bs sja bosan dan lelah melihat aksinya terlalu terfokus trhadap 1 karakter..mungkin di the raid 3 akan ada teamwork sedikit..
ReplyDeleteyah bener baget sob, action one man show agak2 gimana gitu....mungkin klo ditandemkan partner teamwork jadi lebih keren yah .... Thanks dah berkunjung :D
ReplyDeletediantara smua action, yg pling greget waktu duel Rama vs The Assassin (Cecep Arif Rahman).
ReplyDeletenuhun eui geus ramekeun blog hehehe....
DeleteIa emang keren tuh battlenya sekitar 5-6 menit durasinya dan gerakan kang cecep yang kecepatan sampai sulit ditangkap camera.
gue tambahin tri
ReplyDeleteuntuk adegan perkelahian yang melibatkan mobil. ada beberapa adegan yang terlihat jelas menggunakan visual effect. buat action holic kayak gue itu menjadi nilai minus
visual effect juga terlihat jelas waktu adegan uco nembak kepala bejo pake shot gun
itu keliatan banget penumpukan gambarnya
waktu rama fight sama the assassin ada scene yang gak bagus yaitu waktu rama udah menarik perutnya duluan ( gerakan menghindar ) padahal lawannya belum memberikan gerakan menyerang. jadi keliatan kalau gerakannya udah di atur ( iko terlalu cepat menghindar )
waktu yahyan ruhiyan fight di bar. banyak figuran yang terlihat diam dan menunggu
serasa fight scene jaman baheula
gue gak masalahin soal salju di jakarta.
nilai plusnya alur cerita sudah cukup kompleks namun jelas di mata gue
konflik"nya pun sudah mantabs
penggunaan kata" dan kalimat pun sudah berkurang rasa bakunya
walau masih kirang terasa mafianya ( penggunaan bahasa ala mafia )
julie estle memerankan hammer girl dengan baik. saat di kereta atau fight scene terakhir doski
scene mobil ngehancurin halte busway termasuk adegan yang paling gue suka
seakan terasa sentuhan hollywodnya
well after all mengingat ini adalah film buatan indonesia
gue kasih nilai 4 dari 5
Wow... niat amat joe nulis panjang gini hehehe . Hampir semua fight scene-nya memorable yah. Evans sendiri memang hanya fokus pada delivery stunts dan unsur pencak silat saja sedangkan untuk efek editing detail seperti yang dirimu katakan dan naskah cerita ala mafia yang terasa kurang. Terlihat hanya sebagai kemasan saja.
DeleteThank u joe dah maen kesini, I'm really appreicate it
wkwkwkwkwk.... buka ape man
Deletegue kan emang nyandu banget sama film action
walau sampai saat ini fight scene fav gue tuh baru ada di film bourne trilogy
bagi gue fight scene tuh merupakan keindahan buat gue
mangkanya gue tuh masih suka nonton WWE
karna bagi gue WWE tuh sinetron ala pria
kita tahu itu bohong, settingan, dan ada skenario cerita yang bikin WWE terasa seperti sinetron yang di bungkus dengan gaya PRIA