Lobby
SINOPSIS
Seorang engineer yang bekerja pada pengembangan teknologi keamanan di bawah nauangan CIA, tiba-tiba dihadapkan dalam situasi yang tidak seperti biasanya . Pasalnya saat dia kembali ke kantor di keesokan harinya, mendapati seluruh ruangan kosong. Nampak tidak ada peralatan, kursi, meja , bahkan pegawai pun tidak ada yang bekerja. Kemudian dia menelpon rekan kerjanya untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi , tapi bukan jawaban yang diterimanya malahan dirinya menjadi incaran pembunuhan oleh rekannya sendiri.
REVIEW
Sebelum judulnya menjadi Expatriate, film ini sempat direlease di Amerika dengan nama Erased. Mungkin karena namanya yang gak keren atau memiliki kesamaan judul dengan film yang lain atau mungin nama Erased kurang menjual sehingga beberapa bulan release akhirnya diganti menjadi expatriate (orang terusir). Tapi apalah arti sebuah nama klo kualias film itu sendiri tidak dapat menyeimbangi judulnya yang telah direvisi.
Bagi yang pernah menyaksikan Taken yang diperankan oleh Liam Nesson, akan memiliki gambaran bagaimana film ini berjalan sepanjang durasinya. Seorang ayah yang berjuang melawan sekumpulan orang yang berniat membunuhnya untuk menyelamatkan putrinya. Tapi disini kita tidak melihat penculikan sampai dengan menjelang akhir. Ini adalah film yang mengisahkan mantan CIA Ben Logan (Aaron Eckhart) seorang teknisi teknologi keamanan berjuang melawan penjahat bersama putrinnya *jeng-jeng....
Aaron Eckart yang dipasang sebagai tokoh central dalam film ini sudah bermain cukup bagus. Aaron dapat membawakan dengan baik karaker seorang psuedo-good guy dengan rentetan adegan action yang boleh dikatakan menghibur. Adapun Liana Laberto yang memerankan putri dari Ben Logan juga tidak kalah bagusnya, menampilkan sosok seorang putri yang dihadapkan dengan sang ayah yang menjadi pembunuh. Ditambah dengan Olga kruylenko memerankan interest love dari tokoh utama juga sempat mencuri perhatian bagaimana seorang mantan kolega sekaligus former love dari ben logan dihadapkan pada situasi yang sulit antara membunuh atau menolongnya.
Namun ada yang janggal dalam film ini, yah setidaknya itu yang saya rasakan selama 100 menit pemutarannya. Karena penasaran akhirnya saya menonton untuk kedua kalinya dan terungkap sudah yang menjadi kegelisahan saya. Disinilah terlihat kegagalan sang sutradara dalam mendirect sebuah naskah yang boleh dikatakan cukup menjanjikan. Sebagai sajian thriller yang baik ada yang dinamakan pendalaman karakter dimana memberikan ruang istirahat kepada penonton untuk lebih mengerti psikologi dari setiap aktor. Dan inilah yang sy tidak temukan dalam expatriate. Pace yang berjalan kurang rapi malah lebih terkesan terburu-buru menyebabkan delivery thrill yang dibawakannya kurang terjaga dan berimbas di beberapa scene yang seharusnya bisa dikaji lebih baik lagi. Inilah mengapa The Expatriate tidak memiliki momen2 yang memorable sehingga setelah meninggalkan theatre, film ini akan segera dilupakan.
Dibalik celahnya itu, masih ada beberapa point yg bisa dinikmati. Antara lain suasana jalan di Brussel yang sangat indah menggambarkan estetika arsitektur kuno kota eropa yang begitu ciamik. Belum lagi gambaran stasiun kereta tua Anterwepen yang merupakan salah satu icon dari kota Belgia. Overall film ini tidak terlalu mengecewakan karna masih bisa menawarkan ketegangan di beberapa setnya dan pemandangan yang indah dari kota Belgia. Klo maw diibaratkan makanan, The Expatriate tampak seperti hidangan yg terdiri dari komposisi yang lezat namun rasa dari makanan tersebut tidak menyatu. Kita masih bisa membedakan yang mana rasa bawang, rasa daging yang dipanggang, daun lemon yang masih segar tapi tidak memberikan rasa yang cukup gurih.
TRAILER
REVIEW
Sebelum judulnya menjadi Expatriate, film ini sempat direlease di Amerika dengan nama Erased. Mungkin karena namanya yang gak keren atau memiliki kesamaan judul dengan film yang lain atau mungin nama Erased kurang menjual sehingga beberapa bulan release akhirnya diganti menjadi expatriate (orang terusir). Tapi apalah arti sebuah nama klo kualias film itu sendiri tidak dapat menyeimbangi judulnya yang telah direvisi.
 |
| "Be carefull who you work for" |
Aaron Eckart yang dipasang sebagai tokoh central dalam film ini sudah bermain cukup bagus. Aaron dapat membawakan dengan baik karaker seorang psuedo-good guy dengan rentetan adegan action yang boleh dikatakan menghibur. Adapun Liana Laberto yang memerankan putri dari Ben Logan juga tidak kalah bagusnya, menampilkan sosok seorang putri yang dihadapkan dengan sang ayah yang menjadi pembunuh. Ditambah dengan Olga kruylenko memerankan interest love dari tokoh utama juga sempat mencuri perhatian bagaimana seorang mantan kolega sekaligus former love dari ben logan dihadapkan pada situasi yang sulit antara membunuh atau menolongnya.
Dibalik celahnya itu, masih ada beberapa point yg bisa dinikmati. Antara lain suasana jalan di Brussel yang sangat indah menggambarkan estetika arsitektur kuno kota eropa yang begitu ciamik. Belum lagi gambaran stasiun kereta tua Anterwepen yang merupakan salah satu icon dari kota Belgia. Overall film ini tidak terlalu mengecewakan karna masih bisa menawarkan ketegangan di beberapa setnya dan pemandangan yang indah dari kota Belgia. Klo maw diibaratkan makanan, The Expatriate tampak seperti hidangan yg terdiri dari komposisi yang lezat namun rasa dari makanan tersebut tidak menyatu. Kita masih bisa membedakan yang mana rasa bawang, rasa daging yang dipanggang, daun lemon yang masih segar tapi tidak memberikan rasa yang cukup gurih.
Score >>>> 6,5 / 10
Enjoyment >>>> 7 / 10
Sutradara : Philipp Stölzl
Penulis : Arash Amel
Pemain : Aaron Eckhar, Olga Kurylenko, Liana Liberato
Durasi : 100 menit
Rating : Dewasa
Release : 13 Maret
Bahasa : English
Reward :
Recommended for
Bebas ......
judulnya sinopsis kok jadi curhat + sok nilai... iya sih gpp masalah curhat+penilaiannya, tapi sinopsisnya gak dapet dan gak tuntas, sama seperti penilaianmu kepada film ini hahahaha
ReplyDelete