Home » , , » Review film : The Machine (2014)

Review film : The Machine (2014)

The Machine (2014)  - Science Fiction | Thriller
     Storyline      
Bersetting di masa depan dimana dunia berada dalam perang dingin membuat kerajaan inggris membangun riset pengembangan manusia bionic untuk kepentingan militer. Mereka menciptakan "the machine" sebagai tentara pertahanan yang jauh lebih baik dari kemampuan manusia biasa namun masih berperilaku layaknya manusia. Akan tetapi dalam proses pengembangan tersebut, ditemukan sebuah bug dimana "the machine" ini dapat bereaksi diluar kendali manusia. Vincent yang merupakan seorang scientist ditugaskan untuk menyelesaikan bug tersebut.


     Review       
Di tahun 2014 ini kita kedatangan film Science fiction dengan premis cerita yang boleh dikatan sudah pernah digarap sebelumnya oleh film-film holywood, bercerita tentang pengembangan mesin yang diimplankan ke manusia. Jujur saja yang menjadi daya tarik untuk menyaksikan film ini adalah poster dan trailernya yang mencuri perhatian saya. Dan usut punya usut, pemeran leading-role nya ialah seorang aktris sexy yakni Caity lotz meyakinkan saya menonton film ini. Namun apakah packaging yang sudah dikemas begitu menarik dapat menjanjikan content yang benar-benar berisi?.


 " you can't fix someone who's dead "
Dengan ditemukannya bug  dalam pengembangan manusia bionic, Vincent sang ilmuwan mengadakan "sayembara" kepada para programmer guna membuat mesin dengan A.I (Artificial Intelligence)  sesempurna mungkin. Tapi ternyata dari sekian mesin yang diujicobakan tidak ada yang memiliki ketepatan seakurat mungkin. Namun ada satu mesin yang membuat vincent tertarik yaitu ciptaan dari seorang programer cantik bernama Ava (Caity Lotz). Oleh karena itu dia menawarinya untuk bergabung dalam riset yang lebih serius guna mengembangkan ciptaannya.

Manusia dengan komponen mesin didalamnya sudah bukan hal yang baru. Bahkan 30 tahun silam, ide ini sudah terpikirkan oleh James cameron  dengan Terminator-nya. Lantas apa yang membuat "The Machine" ini memiliki sesuatu yang baru untuk ditawarkan?. Dalam wawancara exclusive, sutradara Caradog W. James menjawab "My machine is the goody. She’s the most sympathetic and innocent character in the whole film". Oke, ekspetasi kita pun mengarah pada film robot yang dikemas dalam nuansa drama. Tapi bukankah film A.I (2002) karya Stephen Spielberg sudah menyajikan drama kehidupan dari sisi manusia mesin tersebut. 



Bermain dengan ide cerita yang sudah terekam di pikiran audience bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi jiga film sebelumnya telah meraih sukses sebagai film besar. Akan tetapi sang sutradara kelahiran wales ini mencoba peruntungan dengan memasang cyborg wanita yang diperankan Caity Lotz. Beruntung saja, sosok cyborg ini berhasil dimaikan oleh Caity dengan cukup baik. Terlihat dari cara bicara dan gestur tubuh menyerupai gerakan robot membuat kita percaya bahwa dirinya adalah sebuah mesin. Tidak hanya itu, "mesin" buatan Caradog pun diprogram dapat menari dan ahli dalam beladiri dengan senjata maupun tangan-kosong.  Well... we can say a killing machine lives in the beauty. 

Programmer dari cyborg yakni, Vincent(Tobby stephens) bermain cukup baik. Menggambarkan seorang yang sedang dilema atas tekanan dari kepala pertahanan militer dengan prinsipnya yang saling berkontrakdiksi, membuat kita merasa iba. Ini juga yang meru
pakan kekuatan cerita dari film sci-fi ini. Beralih ke tampilan visual yang merupakan kekuatan besar dari film sci-fi, The Machine tampak tidak mengecewakan. Walaupun terasa minim effect , tetapi sebagai film low-budget film ini mampu menampilkan kecangghan hi-tech. Terllihat dari visual mind-map dan lighting yang bersinar disekitar tubuh Ava  cukup menyejukkan mata.



Setelah satu jam berjalan film ini masih mengalir dengan tune yang menyenangkan. Akan tetapi memasuki 30 menit akhir penayangannya, The machine seakan terburu-buru untuk mengakhiri kisahnya. Sangat terasa ketika konflik yang dihadirkan sudah tidak se-intense seperti sejam sebelumnya. Dimana tidak ada lagi pembicaraan antara proggramer dan ciptaannya malah mendadak terjadi perubahan genre dari sebelumnya berada di jalur Scifi-Thriller beralih menjadi Action. Bukannya jelek, beberapa stunts yang diperlihatkan Caity menghibur hanya saja dia tidak mendapat lawan tanding yang seimbang.

Beginilah jadinya ketika budget yang tidak begitu besar berbenturan dengan produksi  movie yang boleh dikatakan memiliki cerita berpotensial, akan berakibat penyelesain dibagian ending yang berantakan. Demi menghemat biaya, ceritapun dipadatkan dan menyisahkan plot-hole yang bertebaran di sisa durasinya. Andai saja sutradara dan produser menunda film ini direlease segera dan mencari bantuan dana segar, mungkin tidak akan berakhir sebagai Sci-flick saja. Agak mengecewakan tetapi masih bisa menghibur dengan stunt,dance,dan sex-appeal dari si Caity Lotz.


Score >>>> 6 / 10

Enjoyment >>>> 7 / 10

TRAILER 

Sutradara      : Caradog W. James
Penulis         : Caradog W. James
Pemain         : Caity Lotz, Toby Stephens, Sam Hazeldine, Pooneh Hajimohammadi
Rating           : Dewasa
Release         : UK -  21 March 2014
Bahasa          : English
Reward          : 

Recommended for 
Penggemar Sci-flick 

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Silahkan Tanggapannya